Perkembangan Televisi

PERKEMBANGAN TELEVISI

https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8824450968420764502#template/src=dashboard

MAKALAH
Dibuat untuk memenuhi penilaian MID 2 matakuliah Bahasa
Indonesia di Jurusan Teknik Elektro Program
 Studi Teknik Telekomunikasi

Oleh:
Widya Hurisantri
NIM. 06330330982
1TC

Politeknik Negeri Sriwijaya
PALEMBANG
2013
PERKEMBANGAN TELEVISI

https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8824450968420764502#template/src=dashboard

MAKALAH
Dibuat untuk memenuhi penilaian MID 2 matakuliah Bahasa
Indonesia di Jurusan Teknik Elektro Program
 Studi Teknik Telekomunikasi

Oleh:
Widya Hurisantri
NIM. 06330330982
1TC

Politeknik Negeri Sriwijaya
PALEMBANG
2013
KATA PENGANTAR
                                                   


Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan petunjuk-Nya penulis telah dapat menyelesaikan tugas makalah dengan lancar, yang berjudul “Perkembangan Televisi”. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian data dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah sedikit pengetahuan pembaca.
Demikian makalah ini disusun, apabila ada kata- kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesar -besarnya.






                                                                       Palembang, -- November  2011


                                                                                                     Penulis
DAFTAR ISI

                                                                                                                     Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................    i
HALAMAN PENGESAHA ............................................................................    ii
KATA PENGANTAR .....................................................................................   iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................   iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
         1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................... ....................1
         1.2. Tujuan Penulisan .....................................................................................2
         1.3. Rumusan Masalah ...................................................................................2
         1.4. Landasan Teori ........................................................................................3
2.1. Pengertian gerak, massa, kecepatan, dan percepatan........................................4
2.2. Momentum .......................................................................................................4
2.3. Hukum kekekalan momentum .........................................................................5
2.4. Impuls ..............................................................................................................5
2.5. Moman gaya ......................................................................................................5
2.6. Gaya gesekan static dan gaya gesekan kinetik ...................................................6
2.7. Hukum Newton II .............................................................................................7
2.8. Hukum pemantulan ...........................................................................................7
BAB III PROSEDUR KEGIATAN
3.1. Alat yang digunakan .........................................................................................8
3.2. Cara kerja percobaan ........................................................................................8
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA .................................................19
BAB V PENUTUP ................................................................................................27
5.1. Kesimpulan .....................................................................................................27
5.2. Saran ...............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................31

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

           Tulisan ini berisi bacaan mengenai sebuah teknologi yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi semua orang. Karena teknologi ini semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Bahkan penggunaannyapun tidak terlalu sulit untuk menggunakannya.
Televisi saat ini adalah sarana elektronik yang paling digemari dan dicari orang. Untuk mendapatkan televisi tidak lagi sesusah zaman dahulu di mana perangkat komunikasi ini adalah barang yang langka dan hanya kalangan tertentu yang sanggup memilikinya. Saat ini televisi telah menjangkau lebih dari 90% penduduk di negara berkembang. Televisi yang dulu mungkin hanya menjadi konsumsi kalangan dan umur tertentu, saat ini bisa dinikmati dan sangat mudah dijangkau oleh semua kalangan tanpa batasan usia. Siaran-siaran televisi akan memanjakan orang-orang pada saat luang seperti saat liburan, sehabis bekerja, bahkan dalam suasana sedang bekerjapun orang-orang masih menyempatkan diri untuk menonton televisi. Suguhan acara yang variatif dan menarik membuat orang tersanjung untuk meluangkan waktunya duduk di depan televisi. Namun, di balik itu semua dengan dan tanpa disadari televisi telah memberikan banyak pengaruh negatif dalam kehidupan manusia baik anak-anak maupun orang dewasa.
Akan tetapi akan lebih baik apabila kita mengetahui dan mengerti asal mula munculnya perangkat televisi ini, dan juga kekurangannya dalam tulisan ini telah dijelaskan perkembangan teknologi yang mendasari terciptanya perangkat selular televisi dan berbagai materi yang singkat tetapi kaya akan informasi yang akan lebih baik apabila dibaca sendiri oleh para pembaca. Sekiranya tulisan ini dapat menjadi bahan penambah wawasan bagi para pembacanya. Supaya memanfaatkan teknologi sekarang dengan sebaik-baiknya, menghindari hal yang negatif.

1.2  Rumusan masalah
       1.2.1      Apa pengertian televisi ?
       1.2.2      Bagaimana sejarah perkembangan televisi ?       
       1.2.3      Apa sajakah Fungsi dan komponen pada televisi ?      
       1.2.4      Bagaimana Tata cara untuk membuat televisi ?            
       1.2.5      Apa sajakah dampak positif dan negatif dari televisi ?
1.2.6      Bagaimana cara mengatasi permasalahan yang diakibatkan dari
               televisi ?


1.3.Tujuan Penulisan
       1.3.1      Mengetahui pengertian televisi.
       1.3.2      Mengetahui tentang sejarah perkembangan televisi.     
       1.3.3      Mengetahui fungsi dan komponennya.
       1.3.4      Menganalisa tentang tata cara pembuatan televisi
       1.3.5      Menjelaskan dampak positif dan negatif dari televisi.
1.3.6      Mengetahui cara mengatasi permasalahan yang diakibatkan dari
               televisi.


BAB II
LANDASAN TEORI

Istilah Komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. (Effendy, 1993:1)
            Diantara para ahli sosiologi, ahli psikologi dan ahli politik di Amerika Serikat yang menaruh minat kepada perkembangan komunikasi, adalah Carl I.Hovland yang pertama kali dalam karyanya Social Communication mengatakan definisinya mengenai ilmu komunikasi.
            Menurut Carl I. Hovland, “Sciene of Communication” (dikutip Effendy, 1993:2) adalah:
“a systematic attempt to formulate in rigororous fashion the principles by which information is transmitted and opinions and attitudes are formed”.
(Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan opini dan sikap.)
            Adapun berapa pengertian televisi dengan sudut pandangnya menurut beberapa para ahli dan website , diantaranya:
1.      Televisi sebagai media masa elektronik. Yang dimaksudkan televisi di sini ialah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi yang meiliki ciri-ciri yang dimiliki komunikasi masa sebagai mana yang diuraikan dimuka, yakni langsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan kesepakatan, dan komunikasinya heterogen (Effendy, 1993:21).
2.      Televisi adalah suatu alat hiburan yang mudah untuk rumahtangga kita pada masa kini dan juga dapat digunakan untuk alat kedokteran dalam mengikuti operasi-operasi, yang di transmisikan melalui rangkaian tertutup (Eddy, 2002:90).
3.      Perkataan televisi berarti “melihat dari kejauhan”. Pada sistem siaran televisi praktis kita, informasi visual yang Anda lihat dari layar diubah menjadi sinyal listrik yang dikirimkan kepenerima (Grob, 1984:1). Istilah siaran (broadcast) berarti “mengirimkan kesegala arah” (Grob, 1984:3).
4.      Adapun pengertian televisi yang terdapat dalam Kamus Internasional Populer: 196 (dikutip http://iain-s.blogspot.com/2012/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html, 13.16WIB). Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh dan visie artinya penglihatan, jadi televisi adalah penglihatan jarak jauh atau penyiaran gambar-gambar melalui gelombang radio.
5.      Menurut Arsyad, 2002:5 (dikutip http://iain-s.blogspot.com/2012/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html, 13.16WIB). Yang dimaksud dengan televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel.
6.      Kata televisi berasal dari  bahasa inggris yaitu television yang berarti menyiarkan gambar dengan gelombang radio.  Televisi adalah pesawat sistem penyiaran gambar objek yang bergerak  disertai dengan bunyi suara melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat  untuk  mengubah cahaya bentuk gambar dan bunyi suara menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk penyiaran petunjukan, berita dan sejenisnya.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan, pengertian televisi adalah media masa elektronik yang berguna sebagai media hiburan dan pendidikan yang berbentuk informasi visual (gelombang radio) yang diubah menjadi sinyal listrik dan dikirim kepenerima dalam bentuk gambar dan suara yang dapat dilihat dari jauh.

BAB III
PEMBAHASAN

Pembahasan / Gambaran awal tentang alat-alat elektronika
Pengertian Ilmu Elektronika
Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi. Definisi lain, elektronika adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tentang pengendalian partikel bermuatan di dalam :
Ruang hampa. Contoh: pada radio-radio kuno, CRT (cathode-ray tube) atau tabung sinar katode yang banyak dijumpai pada pesawat televisi, dan osiloskop (CRO: cathode-ray oscilloscope).
Gas. Contoh: tabung-tabung foto jenis gas (gas-type phototubes) yang digunakan dalam industri per-film-an sebagai sound-on-film sensors. afs
Bahan semikonduktor. Contoh: diode, transistor, dan IC. 
Komponen Elektronika
Komponen Pasif: Komponen yang tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu energi ke bentuk lainnya.
Resistor
Resistor atau penghambat adalah suatu komponen elektronik yang dibuat untuk mempunyai hambatan listrik yang tidak dipengaruhi oleh arus listrik yang melewatinya. Biasanya resistor juga dibuat untuk tidak dipengaruhi oleh temperatur atau faktor lainnya. Resistor bisa mempunyai hambatan yang tetap atau berubah-ubah (variabel). Resistor variabel juga disebut potensiometer atau reostat. Resistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi membatasi/menghambat arus listrik. Karena tidak dapat menguatkan sinyal maka resistor termasuk komponen pasif.
Kapasitor
Kapasitor merupakan komponen elektronika yang berfungsi menyimpan medan listrik, dapat berfungsi memblokir arus DC dan meneruskan arus AC. Kapassitor tidak dapat menguatkan, menyearahkan dan mengubah suatu energi ke bentuk lainnya.
Induktor
Merupakan komponen yang dapat menghasilkan tegangan listrik berbanding lurus dengan perubahan sesaat dari arus listrik yang mengalir melaluinya. Induktor tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal maupun mengubah suatu energi ke bentuk lainnya. Pada arus DC, induktor bersifat mengalirkannya tetapi pada arus AC induktor bersifat menghambat.
Komponen Aktif: komponen yang bila bekerja membutuhkan sumber daya listrik. Bahan yang paling sering digunakan untuk pembuatan komponen aktif elektronika adalah semi konduktor. Komponen ini menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik, serta mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Transistor
Transistor merupakan komponen elektronika dengan 3 elektrode. Jika menjadi komponen dalam rangkaian penguat maka transistor dapat menguatkan sinyal listrik.
Diode
Merupakan komponen elektronika yang dapat mengalirkan arus listrik satu arah, alat ini juga bisa digunakan untuk membatasi arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Didalam diode terdapat dua elektrode yang dapat digunakan untuk menyearahkan sinyal listrik AC menjadi DC.
LED (light emitting diode).
Diode yang memancarkan cahaya apabila dialiri oleh aliran listrik. Segment ini dapat dipakai sebagai dasar untuk membuat display, warna yang dihasilkan oleh LED ini adalah warna merah.

3.1 Pengertian Televisi
Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh dan visie artinya penglihatan, jadi televisi adalah penglihatan jarak jauh atau penyiaran gambar-gambar melalui gelombang radio. (Kamus Internasional Populer: 196) Televisi sama halnya dengan media massa lainnya yang mudah kita jumpai dan dimiliki oleh manusia dimana-mana, seperti media massa surat kabar, radio, atau komputer. Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton atau pemirsanya di rumah, rekaman-rekaman tersebut dapat berupa pendidikan, berita, hiburan, dan lain-lain. Yang dimaksud dengan televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel (Arsyad, 2002: 50). Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversikannya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
Televisi adalah sistem adalah elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkan. Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik.
Kata televisi berasal dari  bahasa inggris yaitu television yang berarti menyiarkan gambar dengan gelombang radio.  Televisi adalah pesawat sistem penyiaran gambar objek yang bergerak  disertai dengan bunyi suara melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat  untuk  mengubah cahaya bentuk gambar dan bunyi suara menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk penyiaran petunjukan, berita dan sejenisnya. Televisi dapat dapat diartikan juga tele=jauh, vision=penglihatan. Jadi televisi berarti suatu alat atau benda yang dapat digunakan untuk menangkap objek gambar dan suara yang datang dari jarak jauh dan dapat dilihat dengan indra mata dan didengar dengan indra telingga.
Rancangan progrm TV
Dengan memperhatikan media TV sangat bermanfaat dan diperlukan sekali dalam proses pembelajaran, namun pada sisi lain sarana tersebut belum mampu dijangkau untuk dilaksanakan didalam sistem pendidikan, maka untuk mewujudkan kebijakan seperti , guru berupaya untuk merancang program pembelajaran yang membutuhkan media TV, dengan cara:
Memberikan arahan yang jelas kepada peserta didik untuk dapat melihat program TV yang ada nilai-nilai pendidikan yang bersifat positif.
Membimbing peserta didik untuk memilih program acara yang sesuai dengan tingkat umur dan kejiwaanya.
Memberikan pemahaman tentang program tayangan TV yang ada relevansinya dengan program pendidikan yang diajarkan disekolahan.
Memberi tugas kepada peserta didik untuk mencatat atau mengidentifikasi program-program acara TV yang bernilai edukasi(pendidikan).
Memberi tugas untuk menganti atau menonton program tayangan yang sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan disekolah, misalnya berita, dialog interaktif, profil tokoh, dan sejenisnya, kemudian berakhir dengan membuat laporan pengamatan.
Membekali sikap mental peserta didik untuk tidak meniru setiap perilaku tokoh atau bintang film atau penyanyi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya ketimuran.
Karakteristik Media Televisi
Setiap media komunikasi pasti memiliki karakteristik tertentu. Tidak ada satu media pun yang dapat di pergunakan untuk memenuhi segala macam tujuan komunikasi.

Beberapa karakteristik media televisi adalah sebagai berikut.
Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan pendengaran manusia.
Dapat menghadirkan objek yang amat kecil atau besar, berbahaya, atau yang langka.
Menyajikan pengalaman langsung kepada penonton.
Dapat dikatakan “meniadakan” perbedaan jarak dan waktu.
Mampu menyajikan unsur warna, gerakan, bunyi, dan proses dengan baik.
Dapat mengkoordinasi pemanfaatan berbagai media lain, seperti film, foto, dan gambar dengan baik.
Dapat menyimpan berbagai data, informasi, dan serentak menyebarluaskannya dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan.
Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan
Membangkitkan perasaan intim atau media personal.

3.2 Sejarah Perkembangan Televisi
Sejarah awal
Pada masa awal perkembangannya, televisi menggunakan gabungan teknologi optik, mekanik, dan elektronik untuk merekam, menampilkan, dan menyiarkan gambar visual. Bagaimanapun, pada akhir 1920-an, sistem pertelevisian yang hanya menggunakan teknologi optik dan elektronik saja telah dikembangkan, dimana semua sistem televisi modern menerapkan teknologi ini. Walaupun sistem mekanik akhirnya tidak lagi digunakan, pengetahuan yang didapat dari pengembangan sistem elektromekanis sangatlah penting dalam pengembangan sistem televisi elektronik penuh.
Gambar pertama yang berhasil dikirimkan secara elektrik adalah melalui mesin faksimile mekanik sederhana, (seperti pantelegraf) yang dikembangkan pada akhir abad ke-19. Konsep pengiriman gambar bergerak yang menggunakan daya elektrik pertama kali diuraikan pada 1878 sebagai "teleponoskop" (konsep gabungan telepon dan gambar bergerak), tidak lama setelah penemuan telepon. Pada saat itu, para penulis fiksi ilmiah telah membayangkan bahwa suatu hari nanti cahaya juga akan dapat dikirimkan melalui medium kabel, seperti halnya suara.
Ide untuk menggunakan sistem pemindaian gambar untuk mengirim gambar pertama kali dipraktikkan pada 1881 menggunakan pantelegraf, yaitu menggunakan mekanisme pemindaian pendulum. Semenjak itu, berbagai teknik pemindaian gambar telah digunakan di hampir setiap teknologi pengiriman gambar, termasuk televisi. Inilah konsep yang bernama "perasteran", yaitu proses merubah gambar visual menjadi arus gelombang elektrik.

·      1880-an: Cakram Nipkow
Pada tahun 1884, Paul Gottlieb Nipkow, seorang mahasiswa 23 tahun di Jerman, mematenkan sistem televisi elektromekanik yang menggunakan cakram Nipkow, sebuah cakram berputar dengan serangkaian lubang yang disusun secara spiral ke pusat cakaram yang digunakan dalam proses perasteran. Setiap lubang cakram diposisikan dengan selisih sudut yang sama agar dalam setiap putarannya cakram tersebut dapat meneruskan cahaya melalui setiap lubang hingga mengenai lapisan selenium peka cahaya yang menghasilkan denyut elektrik. Seiring dengan peletakan posisi gambar yang difokuskan dipusat cakram, setiap lubang akan memindai setiap "iris" horizontal dari keseluruhan gambar. Alat buatan Nipkow ini tidak benar-benar dapat dipraktekkan hingga adanya kemajuan dalam teknologi tabung penguat. Namun, alat tersebut hanya dapat memancarkan gambar "halftone" — dikarenakan lubang dengan posisi tertentu dengan ukuran berbeda-beda — melalui kabel telegraf atau telepon.
Rancangan selanjutnya adalah menggunakan pemindai mirror-drum berputar sebagai perekam gambar dan tabung sinar katode (CRT) sebagai perangkat tampilan. Pada 1907, seorang ilmuwan Rusia, Boris Rosing, menjadi penemu pertama yang menggunakan CRT dalam perangkat penerima dari sistem televisi eksperimental. Dia menggunakan pemindai "mirror-drum" untuk mengirim gambar geometrik sederhana ke CRT. Namun, untuk merekam gambar bergerak masih tidak dapat dilakukan, karena kepekaan detektor selenium yang rendah.

·      1920-an: Penemuan John Logie Baird
TV 405 hitam putih Murphy dari Ukrania, 1951.
Penemu asal Skotlandia, John Logie Baird berhasil menunjukan cara pemancaran gambar-bayangan bergerak di London pada tahun 1925, diikuti gambar bergerak monokrom pada tahun 1926. Cakram pemindai Baird dapat menghasilkan gambar beresolusi 30 baris (cukup untuk memperlihatkan wajah manusia) dari lensa dengan spiral ganda.] Demonstrasi oleh Baird ini telah disetujui secara umum oleh dunia sebagai demonstrasi televisi pertama, sekalipun televisi mekanik tidak lagi digunakan. Pada tahun 1927, Baird juga menemukan sistem rekaman video pertama di dunia, yaitu "Phonovision", yaitu dengan memodulasi sinyal output kamera TV-nya ke dalam kisaran jangkauan audio, dia dapat merekam sinyal tersebut pada cakram audio 10 inci (25 cm) dengan menggunakan teknologi rekaman audio biasa. Hanya sedikit rekaman "Phonovision" Baird yang masih ada dan rekaman-rekaman yang masih bertahan tersebut kemudian diterjemahkan dan diproses menjadi gambar yang dapat dilihat pada 1990-an menggunakan teknologi pemrosesan-sinyal digital.
Pada 1926, seorang insinyur Hungaria, Kálmán Tihanyi, merancang sistem televisi dengan perangkat pemindaian dan tampilan yang sepenuhnya elektronik, dan menggunakan prinsip "penyimpanan isi" di dalam tabung pemindai (atau "kamera").
Pada 1927, seorang penemu Rusia, Léon Theremin, mengembangkan sistem televisi dengan mirror-drum yang menggunakan sistem "video terjalin" untuk menghasilkan resolusi gambar 100 baris.
Pada tahun yang sama, Herbert E. Ives dari Bell Labs berhasil mengirimkan gambar bergerak dari sebuah cakram 50-tingkap yang menghasilkan 16 gambar per menit melalui medium kabel dari Washington, D.C. ke New York City, dan juga melalui gelombang radio dari Whippany, New Jersey. Ives menggunakan layar penayang sebesar 24 x 30 inci (60 x 75 cm). Subjek rekamannya termasuk salah satunya Sekretaris Perdagangan Amerika saat itu, Herbert Hoover.
Pada tahun yang sama pula, Philo Farnsworth berhasil membuat sistem televisi pertama di dunia dengan pemindai elektronik pada kedua perangkat tampilan dan pickup, dimana temuannya ini pertama kali ia demonstrasikan di depan media pers pada 1 September 1928.

·      1930-an: Penyebaran dan penerimaan masyarakat
Braun HF 1, Jerman, 1959
Pada tahun 1936, untuk pertama kalinya olimpiade Berlin disiarkan ke stasiun televisi di Berlin dan Leipzig di mana masyarakat umum dapat menyaksikan setiap perlombaan langsung.
Pada masa awal televisi, kotak televisi elektromekanik mulai secara komersial dijual dari tahun 1928 hingga 1934 di Inggris, Amerika Serikat, dan Rusia. Televisi komersial pertama dijual oleh Baird di Britania Raya pada tahun 1928 dalam bentuk penerima radio ditambah dengan komponen-komponen seperti tabung neon di belakang cakram Nipkow yang menghasilkan gambar kemerahan berukuran sebesar perangko pos yang dapat diperbesarkan lagi menggunakan lensa pembesar. "Televisor" ciptaan Baird ini juga dapat digunakan tanpa radio. Televisor yang dijual pada tahun 1930–1933 merupakan pemasaran televisi masal yang pertama. Kira-kira 1,000 unit Televisor berhasil dijual.
Kotak televisi elektronik komersial pertama dengan tabung sinar katode diproduksi oleh Telefunken di Jerman pada 1934, diikuti oleh produsen elektronik yang lain di Perancis (1936),] Britania Raya (1936), dan Amerika Serikat (1938).
Pada tahun 1936, Kálmán Tihanyi menerangkan prinsip televisi plasma, yaitu sistem panel datar yang pertama.
Pada tahun 1938 di Amerika, televisi berukuran 3 inci (7.6 cm) dijual seharga 125 USD (setara dengan 1.863 USD pada tahun 2007.) Model termurah televisi berukuran 12 inci (30 cm) adalah seharga $445 (setara dengan $6.633 per 2007).
Kira-kira sebanyak 19.000 unit televisi elektronik telah diproduksi di Britania, 1.600 unit di Jerman, dan 8.000 unit di Amerika, sebelum akhirnya War Production Board terpaksa menghentikan produksi TV pada April 1942 karena pecahnya Perang Dunia II.
Penggunaan TV di Amerika Serikat meningkat kembali pasca Perang Dunia II setelah produksi TV diizinkan kembali pada Agustus 1945. Pasca perang, jumlah pemilik TV di Amerika meningkat sekitar 0,5% pada tahun 1946, lalu naik 55,7% pada tahun 1954, dan naik sampai 90% pada tahun 1962.[29] Di Britania, jumlah pemilik TV meningkat dari 15.000 pada tahun 1947, lalu 1,4 juta pada tahun 1952, hingga 15,1 juta pada tahun 1968.
    
3.3 Fungsi dan Komponen Televisi
3.3.1 Komponen Televisi
Secara umum cara kerja kotak TV berawal dari antena yang menerima input frekuensi radio (RF) berupa frekuensi VHF dan UHF yang kerjanya diatur oleh tuner dan pencari gelombang, selanjutnya sinyal diolah dan dipisahkan antara gambar dan suara, sementara gambar diolah oleh tabung katode dan diteruskan ke layar, sinyal suara diproses untuk dipecah menjadi stereo, untuk kemudian diumpan ke penguat akhir dan speaker.
Perangkat output gambar televisi saat ini menggunakan berbagai teknologi penampil seperti CRT, LCD, Plasma, DLP, maupun OLED. Sedangkan untuk terminal input tambahan bagi piranti keras lain, unit televisi juga dilengkapi dangan terminal input untuk DVD player, konsol permainan video dan alat pendengar personal. Terminal input lain yang juga kerap dijumpai termasuk RCA, mini-DIN, HDMI, SCART, dan D-terminal. Ada juga yang dilengkapi input untuk perekaman suara dan gambar dari acara TV. Sebagian unit TV mewah dilengkapi dengan port Ethernet untuk menerima data dari Internet, seperti nilai saham, cuaca, ataupun berita. Seluruh unit TV yang diproduksi sejak awal 1980-an juga dilengkapi dengan remote control inframerah untuk mengontrol saluran siaran, suara, kecerahan, kontras, warna, dll.
Komponen-komponen utama dari sebuah televisi LCD ukuran 19 inci

3.3.2 Fungsi Televisi

Pada dasarnya televisi sebagai alat atau media massa elektronik yang dipergunakan oleh pemilik atau pemanfaat untuk memperoleh sejumlah informasi, hiburan, pendidikan dan sebagainya. Fungsi televisi secara umum menurut undang-undang penyiaran, dapat kita deskripsikan bahwa fungsi televisi sangat baik karena memiliki fungsi sebagai berikut:
1.    Media informasi dan penerangan
Pada Sidang Umum perserikatan Bangsa-bangsa sudah melakukan funfsi penerangan dalam bentuk pemberitaan dalam bentuk sidang yang amat penting. Menyiarkan informasi yang amat memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor yaitu faktor “immediacy” dan faktor “realism”, (Effendy, 1993:24).
Makanan  adalah kebutuhan manusia yang paling dicari setiap makhluk yang hidup, termasuk manusia. Setiap orang baik anak-anak, dewasa, orang tua, dan siapapun semuanya membututuhkan makanan. Demi  memenuhi kebutuhaan perutnya, semua orang rela bersusah payah sekuat tenaga hanya untuk mendapatkan sebuah makanan. Bahkan tak hanya satu kali dalam sehari mereka membutuhkan makanan, akan tetapi tiga kali dalam sehari manusia membutuhkanya. Begitulah gambaran informasi. Kebutuhan manusia akan informasi telah menjadikannya layaknya sebuah makanan. Bahkan ketika awal mula manusia bangun dari tidurnya, secara spontan informasi pula yang muncul dalam benaknya untuk segera mengetahui jam berapa saat ia terbangun. Sederhananya, kebutuhan manusia akan informasi setidak-tidaknya informasi itu sampai kepada mereka dari mulut ke mulut.  Hal ini sudah menjadi sebuah kebiasaan manusia sebagai makhluk sosial.

Seperti layaknya makanan tadi, terkadang seseorang tak akan puas hanya sarapan dengan sepiring nasi dengan lauk tempe. Kadang mereka menginginkan adanya pelengkap seperti sayur, susu, buah-buahan, bahkan terkadang bagi mereka yang terbiasa berpola hidup glamour, tak akan sudi memakan makanan yang murah seperti di angkringan  misalnya, Bagi orang dengan tingkat sosial dan pendidikan yang tinggi, kebutuhan dalam mendapatkan informasi ini tentu berbeda dengan mereka yang hidupnmya pas-pasan. Ada orang yang puas hanya mendapatkan informasi dari perkataan seseorang saja, ada juga orang yang merasa hidupnya belum lengkap apabila belum membaca koran, update berita di internet, ataupun menonton televisi.

Kehadiran televisi menjadi sangat penting sebagai sarana hubungan interaksi antara yang satu dengan yang lain dalam berbagai hal yang menyangkut perbedaan, dan persamaan persepsi tentang suatu isu yang terjadi di belahan dunia ini. Dalam hal ini, massa kemudian menjadi objek dari sebuah liputan di televisi. Informasi berkaitan dengan massa kemudian diolah dalam proses olah data audio visual sebagai paket dari pengemasan informasi. Kemudian ditransmisikan melalui sebuah pancaran digital yang diterima masyarakat sebagai sumber informasi.

Sebagai alat informasi, dari segi keefektiffitasan televisi tergolong media yang paling banyak peminatnya dibandingkan dengan media yang lain. Ada beberapa hal yang menjadi keunikan televisi dibandingkan dengan media yang lain yaitu: televisi tidak membutuhkan kemampuan membaca seperti media cetak, tidak seperti film, televisi adalah gratis, tidak seperti radio, televisi mengombinasikan gambar dan suara, tidak membutuhkan mobilitas, seperti pergi ke bioskop misalnya, satu-satunya medium yang pernah diciptakan yang tidak memiliki batasan usia artinya orang dapat menggunakan dalam tahun-tahun awal dan akhir dari kehidupan mereka, dan juga tahun-tahun diantaranya.Inilah kelebihan televisi dibanding dengan media yang lain.

Akan tetapi di dalam kelebihan itu pula terletak kekurangan yang diakibatkan dari media televisi sebagai alat informasi ini. Misalnya, menurunkan minat baca masyarakat, terbukti dengan adanya televisi disamping harganya yang relativ murah masyarakat lebih suka menonton televisi daripada membaca Koran ataupun browsing di internet; sebagai alat informasi, televisi lebih banyak menyajikan program hiburan daripada informasi atau pendidikan; televisi terkadang mencontohkan secara langsung hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan yang terkadang berlawanan dengan kebudayaan Indonesia, akhirnya stabilitas nasional pun semakin terancam.

2.    Media pendidikan dan hiburan
Televisi ampuh menyiarkan pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak. Sesuai dengan makna pendidikan yakni, meningkatkan pengetahuan dan pengalaman masyarakat, stasiun televisi menyiarkan acara tertentu secara teratur, misalnya pelajaran bahasa, matematika, elektronika dll (Effendy, 1993:23).
Televisi merupakan alat yang digunakan sebagai sarana komunikasi  searah yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan kehidupan. Televisi dianggap sebagai media pembelajaran yang efektif dan menarik, karena alat ini dapat merekam dan menangkap objek gambar hidup yang sebenarnya, dari tempat yang jauh dapat dilihat dan dinikmati oleh pemirsa seolah-olah kejadian itu berada didepan matanya. Dengan menyadari bahwa televisi menjadi sebuah alat yang sangat potensi untuk memberikan informasi dan sekaligus sebagai alat pembelajaran kepada setiap yang menikmati, maka program penyiaran dan pertunjukannya haruslah dikemas dengan berpedoman etika dan nilai-nilai budaya yang positif.
Perkembangan jaringan penyiaran lewat televisi , sejalan dengan perkembangan peradaban zaman yang begitu pesat, maka informasi dari tempat yang jauh, bahkan dari manca negara sekalipun dalam waktu sekejap dapat dilihat dan diikuti perkembangannya. Dengan jaringan komunikasi dan informasiyang mudah dan efektif untuk penyampaian pesan, maka dunia pendidikan seharusnya juga ikut mengambil peran dalam penanganan media televisi ini sebagai pusat sumber belajar. Artinya, para perencana dan praktisi pendidikan tidak hanya sebagai penonton dari luar arena program pertelevisian indonesia. Tapi ikut ambil bagian penayangan program kependidikan yang dikemas untuk  kepentingan pembinaan ahlak, moral dan nilai-nilai budaya indonesia.
a.       Kelebihan TV sebagai media masa pendidikan
Setiap media alat, pasti mempunyai karakteristik tertentu. TV merupakan alat yang digunakan dalam pendidikan, mempunyai daya serap tinggi, sehingga program acara yang ditayangkan jika untuk kepentingan pendidikan haruslah selektif . Jika tidak mendapat pengawasan ketat, maka peserta didik akan terbawa  arus pada nilai-nilai budaya yang menyesatkan, sehingga tujuan pendidikan yang mengacu pada pembentukan budi pekerti luhur tidak akan tercapai.
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan TV sebagai media pendidikan antara lain:
Guru dan siswa (peserta didik) dapat secara langgsung melihat gambar  objek yang nyata secara audio-visual, seolah-olah dapat berkomunikasi langsung dengan objek yang dilihatnya.
Guru dan siswa secara langsung dapat melihat latar kehidupan tokoh-tokoh atau orang-orang yang terlibat dalam tayangan program yang sudah ditujukan oleh perancang program TV.
Guru dan siswa dapat menentukan dan memilih program acara yang sesuai dengan bahan pengajaran.
Guru dan siswa dapat belajar secara efektif dari program acara yang dikemas oleh pengelola TV.
Secara umum program TV dapat disebarkan dalam kapasitas pemirsa yang lebih luas.
Dari segi keefektifan program TV, yang dapat dikemas untuk digunakn sebagai media pembelajarn, demi percepatan kemajuan pendidikan nasional, maka program tayang yang dirancang haruslah lebih banyak berorientasi pada proses pembelajaran pemirsanya. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan oleh menteri pendidikan Nasional, untuk selalu proaktiv dalam menentukan rancangan program TV-TV seluruh indonesia, baik TV pemerintah maupun TV swasta.





3.  Media  Kontrol Sosial
Dalam konteks televisi sebgai kontol sosial, setidaknya televisi mempunyai sebuah fungsi sebagai gambaran kehidupan sosial dalam suatu negara. Dalam hal ini maka televisi berperan sebagai minatur sebuah negara. Melalui televisi itulah seseorang dapat mengetahui bagaimana sebuah sistem kehidupan sosial itu diciptakan. Untuk lebih konkritnya, sebuah kenyataan ini bisa kita lihat misalnya ketika kita membandingkan sebuah produk film asli Indonesia dengan produk film yang diproduksi oleh negara lain, dari situ kita bisa melihat perbedaan yang sangat menonjol. Faktor kemajuan sebuah negara akan sangat terlihat dalam sebuah produksi perfileman. Contohnya saja kita bisa membandingkan film yang hingga sekarang masih mendominasi kancah layar kaca Indonesia adalah film yang berbau mistis, percintaan, hingga pertikaian perebutan warisan. Hal ini akan sangat berbeda jika kita bandingkan dengan produksi yang ada di negara yang lebih maju. India misalnya, sekitar lima hingga sepuluh tahun yang lalu, hampir setiap film yang disajikan di India ini mengangkat film yang bertemakan percintaan yang identik dengan tarian-tarian khas masalnya. Tetapi di era saat ini, seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat yang dialami oleh negara India, sekarang telah diproduksi film yang lebih mengangkat kepada tema tekhnologi seperti film Ra One misalnya. Itulah realita yang ada dalam layar kaca sebagai sebuah gambaran tentang kondisi soasial sebuah negara.

Selain kita melihat dengan konteks di atas, peran media dalam kaitan fungsinya sebagai kontrol sosial juga bisa kita lihat dengan aspek yang lain. Sebagai media yang memungkinkan mudahnya teraksesnya informasi, maka sangat memungkinkan adanya pertukaran informasi antar masyarakat, etnis, ataupun segala macam kebudayaan.  Sehingga secara social masyarakat dapat saling memperhatikan satu sama lain demi terciptanya stabilitas social dalam sebuah Negara. Bahkan seiring dengan teknologi pemancar televisi yang semakin canggih hingga akses televisi seperti sekarang ini tak hanya kita nikmati dalam skala nasional saja akan tetapi internasional. Denga demikian, pertukaran informasi dalam lingkup internasional ini akan membawa dampak yang penting bagi kelangsungan hubungan diplomasi antar negara. Sebagai fungsi ini, peran televise tak dapat terelakkan. Misalnya adalah, ketika terjadi sebuah bencana, maka secara spontan semua masyarakat akan tahu, bahkan hal itu akan sangat memungkinkan untuk mendapatkan simpati dari Negara lain. Tentunya melalui televise. Maka secara tanggap pula bantuan logistic untuk daerah yang tertimpa musibah akan segera berdatangan dari negara-negara tetangga misalnya.

Selain itu, apabila kia menelaah lebih dalam, di dalam konteks ini kita mengetahui bahwa fungsi kontrol sosial ini pun apabila kita sesuaikan dengan falsafah ideologi bangsa Indonesia yang tertera pada Pancasila, maka fungsi ini sangat sesuai dengan sila ke-5 dari pancasila yang berbunyi, “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Bagi pemerintah, hal ini juga tak kalah pentingnya. Sebagai pihak yang mengurusi kepentingan rakyat, maka sebagai pemerintah yang baik tak akan ketinggalan informasi yang ada di negaranya. Kemudian secara tanggap tugas-tugas yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah dapat terkonsep dn terlaksana dengan baik. Sebagai fungsi kontrol sosial ini pula maka akan tercipta sebuah transparasi pemerintahan yang secara terbuka sejak era reformasi ini seluruh lapisan masyarakat bisa mengetahui jalanya pemerintahan sehingga melalui media pula kasus korupsi yang terjadi di Indonesia ini satu per satu semakin terungkap.

4.    Media Hiburan

Sekarang ini, Indonesia sedang dalam era pancaroba, dimana ketika memasuki gerbang zaman globalisasi yaitu masa dimana segala bidang kehidupan berada diambang tinggal landas seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal ini tidak mengecualikan kemajuan yang begitu pesat dalam berbagai bidang termasuk salah satunya industri hiburan, apalagi hal ini salah satunya dipicu oleh ambisi mengejar rating di hati masyarakat.

Tidak seperti zaman nenek moyang dahulu, masyarakat kita sekarang ini disuguhi berbagai macam media hiburan dari panggung hiburan hingga media yang lebih bersifat personal seperti televisi. Jika jaman dahulu sebelum tiba masa trend televisi masyarakat lebih mencari kegiatan hiburan secara langsung dengan pertunjukan misalnya seperti ketoprak, wayang dan lain sebagainya, namun lain halnya dengan sekarang dimana masyarakat lebih dimanjakan dengan media hiburan yang ada di televisi. Hadirnya televisi di tengah hiruk pikuk kehidupan ini dapat membangkitkan gairah masyarakat mulai dari perkotaan hingga pelosok-pelosok desa. Apalagi sekarang stasiun-stasiun televisi swasta banyak bermunculan mewarnai layar kaca dengan suguhan-suguhan yang lebih memanjakan pemirsa terutama dengan sajian hiburanya. Bahkan setiap pengelolanya berebut “prime time “(waktu tayang terbaik) demi mendapat tempat spesial di hati pemirsanya.

Memang hadirnya televisi pada sebuah rumah tangga bukan menjadi kebutuhan mewah lagi. Hal ini terbukti bahwa yang dulunya televisi hanya bisa dinikmati kaum elite saja, namun sekarang rakyat jelata pun juga memiliki televisi. Jadi televisi merupakan media entertainment yang sudah merakyat dan digandrungi berbagai kalangan. Fugsi media yang satu ini, hampir semua masyarakat tahu bahwa televise berfungsi sebagai hiburan. Kenyataan ini memang benar.bisa kita amati hamper di semua stasiun televise tak ada yang meninggalkan sebuah program yang sifatnya hiburan. Bahkan sebuah acara berita sebagai fungsi informasi saja sekarang telah banyak media yang membuat konsep acara berita seperti komedi. Ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia lebih menikmati keberadaan media sebagai media hiburan dibandingkan dengan fungsi yang lain.


5.  Media penghubung secara geografis
Dahulu, jika seseorang ingin pergi ke sebuah tempat yang ia inginkan, maka ia harus menempuh suatu perjalanan dengan kaki maupun dengan perjalanan kuda yang tak sedikit memakan waktu berhari-hari bahkan mungkin hingga berbulan-bulan. Kenyataan yang telah berubah sedemikian cepatnya seperti yang terjadi saat ini, untuk menempuh sebuah perjalanan dengan lingkup yang luas sekalipun, bahkan ke seluruh penjuru dunia yang ia inginkan, hanya dengan hitungan beberapa jam saja ia sudah sampai ke tempat tujuan tersebut dengan fisik tubuh yang menyertainya. Apalagi sebuah komponen data yang sangat lembut yang secara fisik tidak bisa kita lihat, seperti halnya sebuah sinyal yang membawa informasi, dalam hitungan menit bahkan detik, informasi yang kita kirimkan sudah bisa diketahui oleh pihak yang kita tuju. Inlah kecanggihan teknologi yang semakin hari semakin pesat sehingga waktu yang lama terasa semakin cepat, sebuah wilayah yang luas semakin terasa sempit. Segala pekerjaan manusia semakin mudah untuk dilakukan. Semakin mudah untuk diselesaikan dengan teknologi.

Marshall McLuhan dengan teorinya yang desebut sebagai teori ekologi media membuat sebuah asumsi bahwa, media melingkupi setiap tindakan di dalam       masyarakat, media memperbaiki persepsi kita dan mengorganisasikan pengalaman kita, media menyatukan seluruh dunia, kemudian dikenal dengan istilah “desa global” yaitu sebuah Pemikiran bahwa manusia tidak lagi dapat hidup dalam isolasi melainkan akan selalu terhubung oleh media elektronik yang bersifat instan dan berkesinambungan. Disinilah kemudian secara geografis sebuah dunia yang luas akhirnya dengan perantaraan televise sebagai media penghubung menjadikan dunia layaknya hanya sebuah lingkup kecil desa yang semua orang dapat mengakses informasi ke seluruh penjuru dunia dengan televisi.



3.4 Tata Cara Pembuatan dan Perbaikan Televisi
Dalam memprbaiki TV kadang saya menemui jalan buntu (terlalu rumit untuk di deteksi komponen yang rusak, komponen untuk pengggantinya sudah tidak tersedia di pasaran karena pesawat yang sudah lama, atau karena harga komponen yang sangat mahal. Jika sudah demikian maka saya segera memberikan solusi terbaik buat pelanggan saya, dengan mengganti mesin. Jika pelanggan setuju dan cocok biayanya maka segera lakukan penggantian mesin TV. Bagaimana cara merakit atau mengganti mesin TV? ikuti langkah - langkah yang saya berikan berikut ini.

1.      Pemasangan kabel defleksi yoke:
a.       Pastikan resistansi yoke horizontal anda antara 1 ohm - 22 ohm dan vertikal antara 5 ohm - 25 ohm, jika tidak maka rubahlah penggambungan yoke tersebut(paralel atau seri). Jika belum memenuhi persyaratan maka gantilh yoke nya.
b.      Hubungkan kabel vertikal ke yoke vertikal dan kabel horizontal ke yoke. horizontal.Pemasangan yang terbalik akan merusak IC vertikal dan R bagian vertikal.
c.  Pasang konektor defleksi yoke pada konektor yang sudah tersedia di  PCB.
2. Hubungkan kabel ground dari tabung ke pin yang terletak di PCB socket CRT.
Pastikan kabel ground tersambung dengan benar ! Jika tidak, maka bisa menyebabkan kerusakan IC Program.
3. Hubungkan kop Flyback ke tabung CRT dengan benar dan hati - hati.
4. Hubungkan kabel antena, panel tombol, sensor remote, dan panel AV pada tempatnya.
5. Hubungkan power switch ke PCB Chasis TV.
6. Nyalakan TV
7. Setelahk TV menyala perhatikan layar TV (vertikal dan horizontalnya) apakah sudah pas lebar nya kanan kiri dan atas bawah. Jika belum lakukan langkah - langkah sebagai berikut:
a. Jika layar kanan kiri (horizontal) kurang lebar. Pindah kabel horizontal pada pin lainnya yang tersedia di PCB, pilih pin mana yang paling lebar tampilan layarnya,setelah didapat tapi masi kuran lebar sedikit ata kelebaran sediki maka lakukanlan pengetriman pada trimpot dibagian regulator switching untuk mentesuaikan tegangan horizontal sehingga di dapat kelebaran horizontal yang cukup.
b. Jika layar bagian kanan kiri kuranga seimbang atau ada warna blank putih maka masuklah ke mode factori dan setting lah bagian horizontalnya (cara masuk ke mode factory lihat pada posting saya KODE MENU service.
c.Jika layar TV atas bawah (vertikal) kerang lebar, maka masuklah ke mode factori dan setting lah bagian vertikalnya (cara masuk ke mode factory lihat pada posting KODE MENU SERVICE )
8. Setelah pensettingan bagian horizontal dan bagian vertikal selesai maka dilanjutkan dengan pensettingan logo. Cara setting nya dapat anda baaca pada posting SETTING LOGO
9. Setelah setting logo selesai maka tutuplah box TV dan nyalakan.
10. Selesai ....

3.5 Dampak Positif dan Negatif Televisi
Di zaman yang penuh modern ini, hampir di setiap rumah memiliki televisi. Akan tetapi tanpa kita sadari kita menjadi objek atau pangsa pasar oleh produksi televise, baik iklan maupun acara-acara tayangan televise tersebut. Bagaimana kita menyikapinya hal ini tentunya kita harus cerdas dalam menonton televisi, bisa memilih acara-acara yang benar-benar mendidik. Proses dalam mencerdaskan dalam menonton, Masyarakat Peduli Media melakukan pendampingan terhadap masyarakat di wilayah Yogyakarta agar paham dalam menonton televise,yaitu di kecamatan wirobrajan dan kecamatan Gadingsari.
Televisi tak lepas dari mata kita, setiap hari berapa juta orang mata menonton televise baik acara sinetron,olahraga, berita ataupun lainnya. Program televise kita hanya sekedar menari ratting atau nilai berapa banyak yang menonton acara tersebut. Sehingga acara yang ditayangkan hanya untuk mendapatkan keuntungan belaka, tidak melihat kebutuhan masyarakat. Setiap acara program televise memiliki dampak posive dan negative, terutama dampak terhadap anak-anak dalam menonton televise. Adapun dampak positive dan negative yaitu :
1.    Dampak Positif Televisi
1.      Dampak Ponografi.
Acara TV punya dampak pornografi. Ini saya dapat dari kelompok usia kelas 4-6 tahun. Kelompok ini mencatat pemeran dalam acara Superhero Kocak punya baju yang terlalu seksi. Anak tak pantas melihatnya.
2.      konsumtif.
Tayangan iklan merangsang anak-anak meminta/ membeli barang yang tidak dibutuhkan. Dampak konsumtif karena iklan ini muncul di setiap kelompok diskusi. Anak TK hingga kelas 6 SD rata-rata meminta mainan, makanan, sampai atribut-atribut yang dipakai aktor dan aktris. Sedangkan usia SMA meminta motor dan aksesoris mirip yang digunakan artis.  Tidak hanya iklan, sinetron dan acara musik di TV turut membentuk keinginan anak meniru atribut yang dipakai aktor/ aktrisnya.
3.      Menunda-tunda dan malas(perilaku). Malas belajar karena demen bahkan candu dengan acara TV favorit. Ujung-ujungnya, anak sering menunda mengerjakan pekerjaan rumah.  Pada kelompok usia TK, anak bisa melanggar adab membaca doa karena menonton Islam KTP. Acara Amel Cemal Cemil bikin anak rakus, punya tata cara makan kurang baik.
4.       kemampuan berbahasa (membentak,mengumpat). Saya mencatat ada anak usia kelas 1-3 SD suka berkata kasar dan kurang sopan pada yang lebih tua.  Anak-anak usia ini sudah mengenal kata-kata seperti ‘kurang ajar’. Kartun Sinchan punya peran besar dalam kasus ini. Anak usia ini juga mudah melawan perintah orang tua, membentak. Semua kelompok sepakat bahwa acara musik, sinetron, iklan, dan kartun sinchan bikin anak mereka tidak berbahasa Indonesia dengan baik, banyak bahasa gaul yang dikenal. Acara Islam KTP jadi sorotan juga. Makian-makian seperti ‘ente bahlul’, ‘kurang ajar’, ‘busuk’ jadi dibiasakan pada anak. Anak jadi berbicara dengan bahasa yang biasa.
5.      Televisi Dapat Mengakibatkan Pergeseran Moral
Banyak tayangan televisi saat ini yang sudah kehilangan fungsi yang mengakibatkan pergeseran moral. Yang seharusnya televisi itu dibuat dan dirancang sebagai pendukung moral namun pada kenyataannya tidak demikian. Program acara yang ditayangkan banyak yang merusak moral, martabat dan juga fisik manusia. Banyak acara televisi yang mengajarkan orang bagaimana utuk berbuat licik, jahat, membunuh, berbohong, bertindak asusila, dan lain sebagainya. Tayangan-tayangan yang berbau kekerasan, seksual, banyak mempengaruhi jalan pikiran pemirsa yang akibatnya adalah mereka menganggap hal itu sebagai sesuatu yang normal untuk dilakukan.
Sungguh sangat disayangkan sekali, seperti tidak ada lembaga sensor untuk sinetron tentang tindakan yang terlihat begitu vulgar di televisi. Adegan-adegan kekerasan, kebencian dan kejahatan, orang tua dan anak bekerja-sama melakukan kejahatan demi uang, anak-anak melawan dan memaki orang tua, murid-murid melawan guru yang akibatnya guru seperti tidak memiliki harga lagi di masyarakat, dan kejahatan moral lainnya juga sangat mudah didapatkan dalam tayangan-tanyangan televisi seperti sinetron, telenovela dan olah raga. Memang pengaruh negatif dari tayangan-tayangan seperti di atas tidak akan langsung terlihat. Tetapi akan terlihat nanti, dimana bila semakin banyak seseorang itu menonton acara-acara kekerasan maka akan semakin besar kemungkinan bagi dia untuk berpikir bahwa hal semacam itu normal-normal saja dan boleh untuk dipraktekkan.

6.      Televisi Dapat Menyita Banyak Waktu dan Menjadi Pemalas
Menurut survey, kurang dari 25% orang tua percaya bahwa anak-anak mereka lebih banyak menonton televisi. Pada akhirnya televisi akan memanjakan pemirsa yang membuat orang lupa untuk beraktivitas, menghancurkan gairah kerja, dan lain-lain. Banyak acara populer yang ditayangkan pada tengah malam atau subuh. Para penggemar acara tersebut akan memilih untuk duduk di depan televisi semalaman dari pada memikirkan pekerjaan esok hari. Akhirnya keadaan ini mengurangi kualitas kerja. Karena hal ini pula, dapat menumbuhkan sifat pemalas, karena berjam-jam kita hanya didepan TV tanpa melakukan hal lain yang lebih berguna.
7.       Televisi Dapat Membohongi dan Dapat Membuat Lupa Diri
Dalam pertelevisian, cerita-cerita yang tidak masuk akal (diluar logika) iklan-iklan yang sangat menggiurkan banyak mempengaruhi pemirsa. Sinetron ataupun film di televisi banyak menyajikan model tindakan dan konsekuensi yang sepenuhnya tidak realistis. Pahlawan-pahlawan film bisa mengatasi masalah yang paling sulit dalam hitungan detik. Model seperti ini bisa mempunyai pengaruh atas cara pendekatan anak-anak kepada masalah. Namun yang lebih membahayakan lagi adalah dampak konsumsi sehari-hari dari tokoh idola dalam cerita dan acara yang hanya memperlihatkan sedikit perbedaan antara benar dan salah.
Anak-anak sangat mudah terpengaruh dan dapat dengan mudah menirukan kehidupan sang tokoh film dalam kehidupannya dan menginginkan diri seperti tokoh tersebut. Ada seorang kakak yang baru berumur 6  tahun, yang membunuh adiknya yang berusia 4 tahun . Setelah di lakukan investigasi, ditemukan bahwa penyebabnya adalah mereka bermain “Power Ranger” di kamar. Sang kakak menjadi Power Ranger, dan sang adik menjadi musuh, karena terpengaruh adegan film tersebut, sang kakak mendorong adiknya dari lantai 2 kamarnya, tentunya sang adik terjatuh dan akhirnya nyawanyapun melayang.
Hal ini terjadi adalah karena pengaruh dari tontonan televisi. Televisi banyak mempengaruhi pemirsa secara psikologis. Banyak tayangan yang mengajak pemirsanya untuk hidup dalam dunia delusi atau alam khayalan. Menciptakan kecemburuan yang akhirnya memaksa diri untuk melakukan kejahatan demi memenuhi hasrat. Televisi mengajarkan kepuasan sesaat, seperti iklan yang digunakan untuk menarik anak-anak dan remaja dan menarik mereka membeli suatu produk yang menipu. Televisi mengajarkan bahwa kebahagiaan berarti memiliki segala sesuatu.
8.       Televisi Dapat Mempengaruhi Cara Berinteraksi dengan Keluarga
Anak-anak lebih banyak membuang waktunya duduk di depan televisi dari pada berkomunikasi dengan orang tuanya. Suami dan isteri sampai saling beradu tegang untuk memegang remote kontrol. Seorang ibu yang sedang asyik menonton tayangan sinetron mencubit anaknya yang menangis minta diambilkan susu. Televisi telah banyak membuat kalut komunikasi yang efektif. Anak-anak remaja lebih bisa menghafal lagu dari Justin Bieber daripada tugas yang diberikan oleh guru dan orang tua.
9.      Televisi Dapat Mengganggu Kesehatan
Menonton televisi secara berlebihan dapat mengakibatkan kesehatan badan dan pikiran terganggu. Kita dapat terserang banyak penyakit, seperti penyakit kegemukan, masalah jantung, diabetes dan lain sebagainya.


2.  Dampak Positif Televisi
1. Acara TV dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Seperti acara bolang, laptop si unyil, koki cilik, asal-usul, dunia ikan, Hand Made. George.Acara tersebut membuat anak mengenal daerah geografis dunia, mengenal negara, mengetahui proses pembuatan barang-barang, tahu permainan tradisional, dan adat istiadat.  Ibu-ibu berpendapat acara TV yang memberikan dampak positif perlu dilestarikan.
2.      Selain itu, anak diajak untuk kreatif. Acara macam Hand Made, Koki Cilik, dan Panji Si petualangmerangsang anak kreatif membuat mainan dengan barang bekas, daur ulang, kreasi memasak. Dampak ketiga, acara TV juga dapat membuat perilaku anak paham agama, menghormati orang lain, punya empati, menolong orang lemah, dan menepati janji. Acara TV yang menginspirasi perilaku tersebut seperti Panji Si petualang, upin-ipin, Islam KTP, krisna, tolong.
  Islam KTP saya catat jadi acara yang punya dua sisi muka. Buruk untuk kemampuan berbahasa anak, namun baik karena memberikan pemahaman agama pada anak.Saya juga mencatat bahwa tayangan TV bisa diakali oleh ibu-ibu. Ada pengakuan salah satu warga bahwa ia menerapkan peraturan. Sehingga kita sebagai orang tua tentunya perlu mendampingi anak-anaknya dalam menonton televisi.
3.      Dimana media televisi memberikan informasi kepada seluruh masyarakat sehingga masyarakat dapat menyimak berbagai informasi yang ditampilkan oleh media televisi. Dengan mengetahui segala informasi yang ada akan dapat membantu seseorang dalam berbuat sesuatu, mengambil keputusan, dan memiliki kepercayaan dalam perilaku.
4.      Memberikan hiburan kepada masyarakat. Dimana fungsi hiburan menunjuk pada upaya-upaya komunikatif yang bertujuan memberikan hiburan pada khalayak luas.

3.6 Cara Mengatasi Permasalahan yang Diakibatkan dari Televisi

1.   Selektif Dalam Memilih Acara yang Ditonton

Tidak semua tayangan di televisi itu buruk tetapi ada beberapa acara yang baik untuk ditonton. Lebih baik menonton acara-acara yang berkualitas di televisi. Dalam hal ini kita lebih baik melihat acara apa yang direkomendasikan. Contohnya, bila kita ingin menonton film, sangat baik bila kita membaca resensinya terlebih dahulu sebelum kita menontonnya. Televisi membuat anak-anak menutup diri dari keluarga dan keluarga akan sulit untuk memantau program-program yang ditonton. Jika anak-anak mempunyai televisi di kamar, pertimbangkan untuk memindahkan televisi tersebut atau bersiaplah untuk menghadapi permasalahan yang besar dengan anak-anak kita.

Kita harus menentukan acara televisi yang akan ditonton oleh anak kita setiap minggunya. Pastikan televisi tidak dihidupkan ketika acara ditetapkan untuk ditonton belum mulai. Jangan biarkan televisi hidup hanya untuk melihat iklan atau untuk mendengar suaranya saja. Orang tua juga perlu, mendampingi anak-anak saat menonton sebuah tayangan dan memberi mereka penerangan akan siaran yang ditonton. Kita perlu melihat bagaimana anak-anak menyikapi tontonan tersebut dan memberikan waktu untuk mendiskusikannya bersama. Orang tua juga perlu menetapkan jam untuk menonton.

2.   Selalu Ingat dan Mengutamakan Kesehatan

Menonton televisi secara berlebihan dapat mengakibatkan kesehatan badan dan pikiran terganggu. Dapat terserang penyakit seperti kegemukan, masalah jantung dan diabetes. Sehingga para dokter selalu menyarankan agar tontonan TV untuk anak-anak hanya dilangsungkan selama 1-2 jam sehari. Ada baiknya kita mengikuti saran tersebut agar kesehatan tubuh tetap terjaga.





BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas penulis menyimpulkan bahwa pengertian televisi adalah media masa elektronik yang berguna sebagai media hiburan dan pendidikan yang berbentuk informasi visual (gelombang radio) yang diubah menjadi sinyal listrik dan dikirim kepenerima dalam bentuk gambar dan suara yang dapat dilihat dari jauh. Penemu Televisi Adalah J.L. Baird & C.F. Jenkins berasal dari Negara Amerika.
Televisi juga memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
1.      Media informasi dan penerangan.
2.      Media pendidikan
3.      Media  Kontrol Sosial
4.      Media Hiburan
5.      Media penghubung secara geografis
Adapun komponen-komponen yang terdapat dalam Televisi secara umum adalah frame, power supply, LCD module, A/V processor, tuner, I/O dan Speaker.
Dengan adanya televisi, pasti sangat berpengaruh pada perilaku manusia, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh positif yang tercipta oleh media televisi adalah :

1.    Televisi adalah sebagai sarana untuk memperlancar hubungan dan komunikasi antar manusia.
2.    Televisi memiliki kecepatan dan keakuratan dalam menyajikan berita, melebihi media massa lainnya seperti surat kabar dan radio.
3.    Mampu menyuguhkan beragam tayangan hiburan yang dapat menghilangkan stress karena banyaknya masalah dalam kehidupan.
4.    Dapat menambah informasi, wawasan, pengetahuan, pendidikan dan lainnya.

Televisi juga memberi pengaruh negatif pada kita semua. Pengaruh negatif yang tercipta oleh media televisi adalah :

1.    Dapat menyita banyak waktu berharga dan menjadi pemalas.
2.    Dapat membohongi dan dapat membuat lupa diri.
3.    Dapat mempengaruhi cara berinteraksi dengan keluarga.
4.    Dapat mempercepat kehancuran nilai-nilai agama dan moral tradisional dari pemirsanya.
5.    Dapat merusak mental sekaligus pola pikir anak-anak tanpa pandang bulu.
6.    Dapat mengakibatkan pergeseran moral.
7.    Dapat mengganggu kesehatan.
Untuk Menanggulangi dampak negatif Televisi kita harus selektif dalam acara yang akan ditonton dan kita juga harus selalu ingat kesehatan.

4.2 Saran
Makalah ini ditujukan untuk semua orang dan para pembaca. Agar mengerti perkembangan televisi dan semua peralatan pada elektronika di era sekarang terutama pada bidang televisi serta mengetahui betul tentang dampak-dampak poditif dan negatifnya dari televisi, agar semua siswa bisa membedakan baik dan buruknya dari sebuah televisi. Serta dapat mengetahui cara-cara pembuatan pada televisi, agar dikemudian hari para pelajar bisa mempraktekkannya untuk membuat rancangan sendiri dalam pembuatan televisi.


 

© Copyright All About Me . All Rights Reserved.

Designed by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine

Blogger Template created by Deluxe Templates